e-BOOK
Cashless Society di Indonesia:: Risiko dan Tantangan
Saat ini, karena digitalisasi telah diberlakukan pada semua aspek kehidupan kita tanpa dapat dihindari, penting untuk mempertimbangkan "cashless society" sebagai suatu fenomena baru di sektor ekonomi, yang juga didukung oleh pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things (IoT). Tampaknya, banyak produk dan start-up fintech telah mulai mendominasi pasar domestik di seluruh dunia, yang ditandai dengan inovasi-inovasi fintech yang sedang berkembang – termasuk metode pembayaran digital (mis. PayPal, ApplePay, dan Venmo). Oleh karena itu, tidak mengherankan melihat bahwa saat ini, tiga dari setiap sepuluh transaksi tidak menggunakan uang tunai; berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu, ketika enam dari sepuluh transaksi dilakukan menggunakan uang 1 tunai . Juga diperkirakan bahwa dalam satu dekade, penggunaan uang tunai sebagai 2 metode pembayaran bisa serendah satu dari sepuluh transaksi .
Bertransaksi tanpa uang tunai memang dapat menghasilkan banyak manfaat bagi bisnis dan konsumen dalam hal efisiensi karena pembayaran dilakukan secara instan. Pembayaran digital dapat mentransfer uang secara instan, yang jelas akan menghabiskan lebih banyak waktu jika uang ditransfer menggunakan cek – seperti yang sering dilakukan oleh banyak bisnis. Selain itu, sering diklaim bahwa tidak menggunakan uang tunai dalam bertransaksi juga dapat memberikan keamanan yang lebih besar bagi konsumen karena risiko perampokan akan berkurang, yang jelas akan mengurangi tingkat kriminal secara
3 umum . Karena itu, terdapatnya kemungkinan kematian uang tunai di masa depan tentunya masuk akal, dan metode pembayaran yang umum digunakan sekarang ini akan berangsur-angsur berubah. Namun, terlepas dari kelebihannya, dampak negatif dari bertransaksi secara non-tunai juga tidak dapat dihindari. Di Indonesia, meskipun pembayaran digital telah mendapatkan popularitas lebih, Indonesia masih harus menempuh langkah yang jauh untuk mewujudkan "cashless society" karena beberapa kendala umum, seperti tingkat buta huruf yang tinggi dan masalah-masalah terkait perlindungan data yang sering muncul di Indonesia. Case study ini akan membahas risiko-risiko dari perwujudan “cashless society” di Indonesia dengan secara khusus menyoroti dua masalah yang telah disebutkan, yang mencakup munculnya eksklusi finansial dan ancaman
perlindungan privasi data. Case study ini juga akan merekomendasikan beberapa solusi yang mungkin untuk iimplementasikan oleh pemerintah Indonesia untuk dipertimbangkan dalam rangka meningkatkan kesiapan Indonesia dalam memanfaatkan pembayaran non-tunai.
035 | 658.15 | Website | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain