SKRIPSI PAI
Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Tradisi Sedekah Bumi di Dukuh Gumelar Kecamatan Reban Kabupaten Batang
Kata Kunci : Latar belakang Tradisi sedekah bumi, Nilai-nilai pendidikan islam
Penelitian ini dilatar belakangi oleh munculnya seorang wali bernama Mbah Mangunsari yang berasal dari daerah Gunungsari yang telah berkelana ke berbagai daerah, hingga akhirnya beliau menciptakan suatu nama-nama dukuh yang ada di kecamatan Reban, namun pemberian nama terebut tentunya berdasarkan kejadian yang terdapat dalam dukuh tersebut, munculnya tradisi sedekah bumi ini adalah berawal dari pertemuan antara Mbah Mngunsari dengan Mbah Drangi, yang awalnya Mbah Drangi meminta untuk diwayuh (ijab qobul) oleh Mbah Mangunsari hal tersebut bertujuan agar Mbah Drangi tetap tinggal di Dukuh Gumelar, dengan begitu Mbah Mangunsari meminta kepada Mbah Drangi agar diadakan pagelaran wayang setiap tahunnya yang jatuh pada bulan Dzulkaidah. Jadi, inti dari diadakannya tradisi sedekah bumi ini terdapat pada pagelaran wayang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana latar belakang dan prosesi munculnya Tradisi Sedekah Bumi di Dukuh Gumelar (2) Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan islam pada tradisi sedekah bumi di Dukuh Gumelar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan teori Edward W Tylor yang merupakan teori Antropologi. Lokasi penelitian ini di Dukuh Gumelar Kecamatan Reban Kabupaten Batang. Informan utama penelitian ini adalah tokoh masyarakat. Informan pendukung penelitian ini adalah masyarakat Dukuh Gumelar. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi. Uji validitas data memakai teknik triangulasi. Analisis data menggunakan metode analisis data kualitatif yang terdiri atas pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukan adanya nilai-nilai Pendidikan islam pada tradisi sedekah bumi di Dukuh Gumelar yang pertama nilai ibadah yang mana terdapat makna tersirat pada pagelaran wayang kulit. Makna tersirat itu adalah shalat yang dilambangkan oleh tokoh werkudara. Adapun nilai yang kedua adalah nilai aqidah yang merupakan kepercayaan atau keyakinan. Masyarakat tetap meyakini dan percaya bahwasannya tradisi tersebut dilaksanakan karena masyarakat percaya semua makhluk itu akan kembali pada Allah SWT. Yang ketiga Nilai moral, nilai ini memiliki rasa saling menghormati antar warga, maka masyarakat dukuh Gumelar mempunyai etika yang baik. Kemudian yang keempat yaitu Nilai social, adapun bentuk daripada nilai social diantaranya gotong-royong, tolong-menolong, sifat kekeluargaan dalam membangun sebuah komitmen hingga terbentuknya suatu komunitas. Dan kelima Nilai syukur merupakan segala bentuk pujian, tidak lain pujian tersebut ditujukan kepada sang pemberi nikmat.
22SK2221139.00 | SK PAI 22.139 FAL i | My Library (Lantai 3, Local Content) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain