e-BOOK
Gus Dur: Islam, Negara, & Isu-isu Politik
Memiliki segudang atribut, Abdurrahman Wahid, atau akrab dipanggil Gus Dur adalah intelektual, aktivis, politisi, kiai, ulama, pluralis, humanis, budayawan, dan sekaligus negarawan yang dalam seluruh hidupnya didedikasikan untuk menjaga Indonesia dari ancaman kepunahan. Baginya, merawat eksistensi bangsa Indonesia bukan perkara mudah. Negeri yang disatukan oleh pulau-pulau ini setiap detik menghadapi goncangan jika tidak dikelola dengan baik. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri beragam suku, bangsa, bahasa, etnis, dan agama. Indonesia membutuhkan perekat dan pengikat yang disepakati bersama. Meskipun kajin Mark Juergensmeyer dalam Religious Nationalism and the Secular State (2015) mengungkap bahwa pasca-perang dingin, nasionalisme sekuler yang dianut oleh warga dunia sedang terancam kepunahan, namun bagi Abdurrahman Wahid, nasionalisme tetap menjadi pemersatu bangsa Indonesia. Hanya saja Gus Dur mengakui tesis Juergensmeyer bahwa pergeseran demografis, jaringan ekonomi transnasional, dan bentuk komunikasi transnasional telah merusak gagasan tradisional tentang nasionalisme, para pemimpin lokal telah mencari jangkar baru untuk mendasarkan identitas sosial dan kesetiaan politik mereka. Banyak yang beralih ke etnis dan agama. ontekstualisasi nasionalisme di Indonesia, bagi Gus Dur bukanlah sekadar upaya untuk membangkitkan kembali ide-ide lama seperti piagam Madinah, melainkan ideologi negara kontemporer yang selaras dengan kebutuhan sosial dan politik keindonesiaan.
011 | 2X7.4 | Repository | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain